Jumat, 12 Juni 2009

Tempat-Tempat Wisata di Pulau Madura

Berikut ini saya akan memberikan daftar tempat-tempat wisata yang ada di Madura. Mulai dari paling ujung barat sampe timur (Bangkalan, Sampang, Pamekasan, Sumenep).

1. Bangkalan

  • Makam Pasarean Syaichona Kholil (selalu rame dikunjungi turis mancanegara dan Lokal)
  • Aer Mata Ibu di Arosbaya (Makam Para Raja Ribuan Tahun Silam, cocok bagi anda yang suka ziarah)
  • Pantai Siring Kemuning ( di Kecamatan Tanjung Bumi, pemandangan yang indah nan atletis)
  • Pantai Rongkang ( di Kecamatan Kwanyar Barat. )
  • Pantai Sembilangan ( Dengan mercusuar peninggalan belanda yang begintu bersejarah)
  • Sentra Kerajinan Batik Madura di Tanjung Bumi (sudah terkenal hingga ke Luar Negeri dan seringnya diekspor)
  • Sumber Mata Air Kolla Langgundih ( tetap Tawar meski di dekat laut, dan tidak pernah kering meski di puncak Kemarau, nggak ada matinya)
  • Taman rekreasi Kota ( dengan Danau plus Perahu Motornya dan Kolam tempat Mancing sepuasnya )

2. Sampang

  • Pantai camplong ( di pinggiran Jalan Raya Utama Sampang, lengkap dengan Hotel, Rumah makan dan Kolam Renangnya, teletagk di pantai selatan madura)
  • Pantai Nipah ( masih tetap perawan dan jarang di explore oleh manusia, banyak dihuni oleh sekawanan Kera, alami banget )
  • Air Terjun Toroan ( mengucurkan air langsung ke pantai Laut Jawa, masih perawan lo..)
  • Makam Ratu Ebu (berada di Madegan)
  • Waduk Klampis (di Kecamatan Kedundung)

3. Pamekasan

  • Api Abadi atau Api Tak kunjung Padam, (Lebih menarik saat Malam dengan bara Apinya dan pernah menjadi tempat pengambilan API PON (Pekan Olaharaga Nasional) tahun 1992 )
  • Makam para Raja dan Ulama ( makam Keramat Pasarean Batu Ampar )
  • Pantai Talang Siring, dengan potensi hasil lautnya berupa ikan teri, petis, dan rumput laut yang menjanjikan ( Masih Perawan Tuh..setiap harinya banyak pengunjung)
  • Pantai Jumiang ( ini juga masih Perawan, belum ada Perusahaan Pengembang yang menjamahnya, ” Anda Mau jadi pengembangannya ? ” )
  • Goa Gentong ( terdapat lembah Ngarai di luarnya; STALAGTIT dan STALAGMIT di dalam Goa nya, bentuknya kayak gentong )
  • Arena Pancing di Pelabuhan Branta ( Tlanakan, bagi anda yang suka atu hoby memancing )
  • Bumi Perkemahan dan Agro Wisata di Perbukitan Waru Timur (pagentanan)
  • Monumen Arek Lancor (Di malam hari (terletak di pusat kota/Alun-alun Kota Pamekasan, tugu berbentuk “Arek” (clurit))
  • Vihara Avalokitesvara(Vihara Terbesar Kedua di Pulau Jawa (terletak di Kecamatan Galis, berdekatan dengan pantai Talang Siring)

4. Sumenep

  • Musium Keraton Sumenep (satu-satunya Keraton dengan bukti sejarah paling lengkap dan terawat baik, asli dan tanpa polesan, mengalahkan keraton jogja dan solo )
  • Pantai Lombang ( Dihiasi dengan deretan Pohon Cemara Udangnya, hanya terdapat di indonesia dan cina, pantainya indah banget)
  • Pantai Slopeng ( selalu ramai dengan wisatawan yang mandi pada hamparan pantai dengan pasir putihnya)
  • Makam Para Raja Asta Tinggi ( Makam Para Raja ratusan tahun silam ) dan Asta Yusuf Talango
  • Masjid Agung Sumenep (masjid ini dibangun tahun 1763 setelah pembangunan keraton sumenep)
  • Island Resort ( wisata kepulauan dengan deretan pulau nan indahnya sejak dari pulau kangean, sapudi, raas, puteran, gili labak, mamburit, genteng, gili iyang, pulau raja, dll)
  • wisata pulau juga terkenal dengan Ayam Bekisar dengan warna-warni nan eksotik (hasil penyilangan ayam hutan dengan ayam kampung) dan ukiran kayu Jati buat buah tangan.
  • Taman Wisata Pulau Mamburit ( bagi wisatawan yang hobi Menyelam dan menikmati keindahan alam bawah Laut, selain itu digunakan untuk wind surfing berskala nasional dan Internasional)
  • Panorama Taman Laut Pulau Gili Labak, terletak antara Pulau Gili Genting dan Pulau Puteran ( biasa digunakan untuk olahraga Bahari, Selam Dasar ( Snorkling/ diving ), dan Selam Profesional ( scuba diving )





Selasa, 02 Juni 2009

Orang Madura Sangat Menghargai Perempuan

Carilah seorang raja di Madura, sampai tua anda tidak akan pernah menemukannya. Kenapa? Karena dalam khazanah orang Madura tidak mengenal kata Raja, yang ada adalah ratu atau Ratoh, loh, kok bisa? Ini tidak lepas dari sejarah orang Madura yang dilahirkan dari seorang Putri yang terbuang, Putri itu dibuang ke Madura dalam keadaan bunting dan ayah dari anak yang dikandungnya tidak diketahui siapa. Melihat kenyataan itu, Ayah sang Putri yang juga seorang Raja memerintahkan pada algojonya untuk memenggal leher sang putri karena dianggap membuat malu keluarga kerajaan, konon kerajaan itu adalh kerajaan yang terletak di daerah perbatasan Malang dan Lumajang, ada pula yang menyebut sebagai kerajaan Kedi di daerah Kediri, tapi sang Putri membela diri dengan berkata”tidak ada seorang laki-laki pun yang membuntingiku dan sebelum ini aku tidak pernah berhubungan dengan seorang laki-lai” tapi sang Ayah tetap saja tidak bisa menerima penjelasan yang tidak masuk akal itu dan tetap memerintahkan Algojo kerajaan untuk memenggal sang putrid di tengah hutan.
Tatkala sang algojo membawa sang putri untuk dipenggal ternyata sang putrid dilindungi oleh suatu kekuatan sehingga raga sang putrid tidak bisa dipenggal. Dari sana sang algojo sadar bahwa memang sang putrid tidak bersalah dan dtiak melakukan perbuatan nista, tapi karena sang algojo tidak diperbolehkan pulang oleh raja sebelum leher sang putrid dipenggal maka algojo membuatkan rakit untuk si putri agar bisa hidup dan tidak ditemukan oleh orang-orang kerajaaan.
Dari Putri itulah generasi Madura lahir. Nama Madura sendiri diambil saat Putri tersebut terdampar disebuah gugusan pulau disana terdapat tanah lapang dan ditengahnya terdapat madu, dari sanalah timbul kata “maddu e ra-arah” yang berarti madu di tanah lapang. Putri tersebut melahirkan generasi pertama orang Madura, kelak putrid tersebut disebut sebagai ratoh oleh orang Madura.
Dari sana berkembang sebuah pemahaman bahwa seorang penguasa atau pemimpin Madura disebut Ratoh dan bukan Raja. Maka kemudian memang tercatat dalam sejarah orang Madura bahwa Madura dipimpin oleh seorang ratoh, walaupun ia adalah seorang laki-laki, ratoh tidak membedakan seks yang melekat pada diri sang pemimpin walau ia adalah seorang laki-laki atau seorang wanita tetap sja ia akan dipanggil oleh Madura sebagai ratoh, walau kebuadayaan Islam masuk ke pulau Madura dan member gelar pemimpin Madura sebagai Sultan, tetap saja orang Madura memanggilnya sebagai ratoh.” Sultan Abdurrahman Ratoh sumenep” ungkapan itu akan kita temui jika kita bertanya tentang siapa penguasa Madura paling terkenal di sumenep,sebuah kabupaten paling timur di pulau Madura. Ada pula 4 orang yang wajib dihormati oleh orang Madura yanga ada dalam ungkapan “Bebak, bebuk, guruh, ratoh” yang artinya Bapak, Ibu, Gru, dan Ratu (Penguasa). Raja tidak masuk dalam hitungan yang empat tadi, karena mereka memang tidak ada dalam khazanah Madura.
Dari legenda Putri tersebut juga menimbulkan bentuk penghormatan orang Madura terhadap perempuan. Mereka menempati derajat yang tinggi dalam budaya orang Madura. Sehingga jangan anda coba-coba mempermainkan perempuan Madura, atau coba-coba menjalin affair dengan istri orang Madura, jika anda tetap nekad, harga yang anda harus bayar terlalu mahal, karena nyawa andalah yang menjadi harganya. Sedikit sadis memang tapi itulah bentuk apresiasi orang Madura terhadap perempuan






Sabtu, 23 Mei 2009

Sejarah Madura

Secara politis, Madura selama berabad-abad telah menjadi subordinat daerah kekuasaan yang berpusat di Jawa. Sekitar tahun 900-1500, pulau ini berada di bawah pengaruh kekuasaan kerajaan Hindu Jawa timur seperti Kediri, Singhasari, dan Majapahit. Di antara tahun 1500 dan 1624, para penguasa Madura pada batas tertentu bergantung pada kerajaan-kerajaan Islam di pantai utara Jawa seperti Demak, Gresik, dan Surabaya.
Pada tahun 1624, Madura ditaklukkan oleh Mataram. Sesudah itu, pada paruh pertama abad kedelapan belas Madura berada di bawah kekuasaan kolonial Belanda (mulai 1882), mula-mula oleh VOC, kemudian oleh pemerintah Hindia-Belanda. Pada saat pembagian provinsi pada tahun 1920-an, Madura menjadi bagian dari provinsi Jawa Timur
Secara keseluruhan, Madura termasuk salah satu daerah miskin di provinsi Jawa Timur[2]. Tidak seperti Pulau Jawa, tanah di Madura kurang cukup subur untuk dijadikan tempat pertanian. Kesempatan ekonomi lain yang terbatas telah mengakibatkan pengangguran dan kemiskinan. Faktor-faktor ini telah mengakibatkan emigrasi jangka panjang dari Madura sehingga saat ini banyak masyarakat suku Madura tidak tinggal di Madura. Penduduk Madura termasuk peserta program transmigrasi terbanyak.
Pertanian subsisten (skala kecil untuk bertahan hidup) merupakan kegiatan ekonomi utama. Jagung dan singkong merupakan tanaman budi daya utama dalam pertanian subsisten di Madura, tersebar di banyak lahan kecil. Ternak sapi juga merupakan bagian penting ekonomi pertanian di pulau ini dan memberikan pemasukan tambahan bagi keluarga petani selain penting untuk kegiatan karapan sapi. Perikanan skala kecil juga penting dalam ekonomi subsisten di sana.
Tanaman budi daya yang paling komersial di Madura ialah tembakau. Tanah di pulau ini membantu menjadikan Madura sebagai produsen penting tembakau dan cengkeh bagi industri kretek domestik. Sejak zaman kolonial Belanda, Madura juga telah menjadi penghasil dan pengekspor utama garam.
Bangkalan yang terletak di ujung barat Madura telah mengalami industrialisasi sejak tahun 1980-an. Daerah ini mudah dijangkau dari Surabaya, kota terbesar kedua di Indonesia, dan dengan demikian berperan menjadi daerah suburban bagi para penglaju ke Surabaya, dan sebagai lokasi industri dan layanan yang diperlukan dekat dengan Surabaya. Jembatan Suramadu yang lama direncanakan dan kini sedang dalam tahap pembangunan diharapkan meningkatkan interaksi daerah Bangkalan dengan ekonomi regional.
Madura terkenal dengan budaya Karapan sapinya.




Secara politis, Madura selama berabad-abad telah menjadi subordinat daerah kekuasaan yang berpusat di Jawa. Sekitar tahun 900-1500, pulau ini berada di bawah pengaruh kekuasaan kerajaan Hindu Jawa timur seperti Kediri, Singhasari, dan Majapahit. Di antara tahun 1500 dan 1624, para penguasa Madura pada batas tertentu bergantung pada kerajaan-kerajaan Islam di pantai utara Jawa seperti Demak, Gresik, dan Surabaya.
Pada tahun 1624, Madura ditaklukkan oleh Mataram. Sesudah itu, pada paruh pertama abad kedelapan belas Madura berada di bawah kekuasaan kolonial Belanda (mulai 1882), mula-mula oleh VOC, kemudian oleh pemerintah Hindia-Belanda. Pada saat pembagian provinsi pada tahun 1920-an, Madura menjadi bagian dari provinsi Jawa Timur
Secara keseluruhan, Madura termasuk salah satu daerah miskin di provinsi Jawa Timur[2]. Tidak seperti Pulau Jawa, tanah di Madura kurang cukup subur untuk dijadikan tempat pertanian. Kesempatan ekonomi lain yang terbatas telah mengakibatkan pengangguran dan kemiskinan. Faktor-faktor ini telah mengakibatkan emigrasi jangka panjang dari Madura sehingga saat ini banyak masyarakat suku Madura tidak tinggal di Madura. Penduduk Madura termasuk peserta program transmigrasi terbanyak.
Pertanian subsisten (skala kecil untuk bertahan hidup) merupakan kegiatan ekonomi utama. Jagung dan singkong merupakan tanaman budi daya utama dalam pertanian subsisten di Madura, tersebar di banyak lahan kecil. Ternak sapi juga merupakan bagian penting ekonomi pertanian di pulau ini dan memberikan pemasukan tambahan bagi keluarga petani selain penting untuk kegiatan karapan sapi. Perikanan skala kecil juga penting dalam ekonomi subsisten di sana.
Tanaman budi daya yang paling komersial di Madura ialah tembakau. Tanah di pulau ini membantu menjadikan Madura sebagai produsen penting tembakau dan cengkeh bagi industri kretek domestik. Sejak zaman kolonial Belanda, Madura juga telah menjadi penghasil dan pengekspor utama garam.
Bangkalan yang terletak di ujung barat Madura telah mengalami industrialisasi sejak tahun 1980-an. Daerah ini mudah dijangkau dari Surabaya, kota terbesar kedua di Indonesia, dan dengan demikian berperan menjadi daerah suburban bagi para penglaju ke Surabaya, dan sebagai lokasi industri dan layanan yang diperlukan dekat dengan Surabaya. Jembatan Suramadu yang lama direncanakan dan kini sedang dalam tahap pembangunan diharapkan meningkatkan interaksi daerah Bangkalan dengan ekonomi regional.
Madura terkenal dengan budaya Karapan sapinya.




 
This blog powered by Blogger. Template designed by Go Blog Template